Meski Beragama Kristen, Agama Pertama yang Denny Sumargo Pelajari Ternyata Islam Loh!

Meski Beragama Kristen, Agama Pertama yang Denny Sumargo Pelajari Ternyata Islam Loh!
Denny Sumargo | Foto : BintangSeleb 

BintangSeleb - Pembasket dan pembawa acara terkenal Denny Sumargo ternyata memiliki ketertarikannya tersendiri terhadap agama Islam meski dirinya kini merupakan seorang Kristen Katolik. 

Hal tersebut pernah Denny Sumargo ungkapkan dalam sebuah podcast bersama dengan temannya Atta Halilintar. Denny Sumargo mengaku sudah dari kecil dirinya dekat dengan agama Islam dan bahkan pernah tinggal di pesantren saat masih kanak-kanak. 

Bukan tanpa sebab, Denny Sumargo harus dititipkan di pesantren lantaran sang ibu pada saat itu harus bekerja karena kesulitan ekonomi. Penasaran lebih lanjutnya seperti apa? Ini dia. 

Pengalaman Denny Sumargo Tinggal di Pesantren Saat Kanak-kanak


Dalam sebuah percakapan mendalam dengan Atta Halilintar di kanal YouTube "Need A Talk," Denny Sumargo mengungkapkan pengalaman masa kecilnya yang tidak banyak diketahui publik. 

Dia menceritakan bagaimana dia tinggal di pesantren pada usia yang sangat muda, sebuah pengalaman yang sangat berkesan dan membentuk pandangannya hingga saat ini.

"Saya sudah tinggal di pesantren sejak kecil. Saya ngaji dari usia sangat muda," ungkapnya dalam podcast tersebut pada Kamis, 27 Juni 2024. Keputusan untuk menempatkan Denny kecil di pesantren diambil oleh ibunya yang harus bekerja dan tidak dapat membawa serta anaknya. Meskipun ibu Denny bukan seorang Muslim, dia tidak melihat masalah dalam menitipkan Denny di pesantren.

"Ibu saya bekerja di salon dan tidak memiliki tempat tinggal tetap. Dia tidak bisa membawa saya ke tempat kerjanya, jadi saya dititipkan. Di tempat saya dititipkan, mungkin ibu saya tidak terlalu menekankan agama tertentu, tapi dia selalu mengajarkan untuk mengingat Tuhan. Jadi, saya tidak terlalu memikirkan soal agama,” jelas Denny.

Pengalaman tinggal di pesantren tersebut meskipun telah berlalu puluhan tahun, meninggalkan kesan mendalam bagi Denny. Dia masih mengingat ajaran-ajaran Islam yang dia pelajari, termasuk beberapa ayat Al-Quran yang masih terngiang di benaknya hingga saat ini.

"Di tempat saya tinggal, mayoritas penduduknya adalah Muslim, jadi banyak yang mengira saya juga Muslim. Setiap sore, saya ikut pengajian bersama anak-anak lainnya. Banyak hal yang saya pelajari di sana masih terekam dengan baik di ingatan saya. Pengalaman ini membuat saya merasa memiliki kedekatan dengan Islam. Bahkan, agama pertama yang saya pelajari adalah Islam,” lanjutnya.

Denny Sumargo menyampaikan bahwa pengalaman tersebut memberinya perspektif yang unik dan pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai agama. 

Meskipun dia tidak mengidentifikasi dirinya dengan agama tertentu, nilai-nilai spiritual yang dia pelajari di pesantren tetap menjadi bagian penting dari kehidupannya.

Kisah ini menunjukkan bagaimana masa kecil dan latar belakang seseorang bisa membentuk pandangan mereka tentang kehidupan dan spiritualitas. 

Pengalaman Denny tinggal di pesantren adalah contoh bagaimana pendidikan agama dan lingkungan sosial dapat berdampak besar pada perkembangan seseorang, bahkan ketika mereka tidak secara aktif memilih jalan tersebut. 

Denny mengakui bahwa meskipun ibunya bukan seorang Muslim, dia menghargai semua ajaran yang dia terima di pesantren, yang mengajarkan tentang kebaikan, kedamaian, dan hubungan dengan Tuhan.

Seperti yang dilansir alexistogel, Kisah Denny Sumargo adalah pengingat bahwa pengalaman masa kecil kita, terlepas dari latar belakang agama atau budaya, dapat memberikan pelajaran berharga yang membentuk siapa kita hari ini. 

Pandangannya yang inklusif dan terbuka terhadap berbagai agama adalah bukti bahwa dia menghargai dan menghormati semua ajaran yang pernah dia pelajari, menciptakan fondasi yang kuat untuk hidupnya yang penuh dengan pemahaman dan toleransi.

Meski Dekat dengan Agama Islam Ternyata Denny Sumargo Sempat Agnostik


Saat Denny Sumargo beranjak dewasa, ia mulai mengeksplorasi berbagai agama lain, termasuk agama yang ia anut saat ini. Proses ini menimbulkan kebingungan dalam dirinya mengenai agama dan keyakinan. 

Denny Sumargo mengaku bahwa dalam pencariannya, ia sempat menjadi agnostik, yaitu seseorang yang tidak bergantung pada agama apapun dan mempertanyakan konsep ketuhanan. 

"Ketika saya mulai masuk gereja Katolik, di situ saya mulai bingung," ungkapnya. "Saya mulai bertanya-tanya, kenapa agama begitu banyak? Apakah Tuhan di setiap agama itu sama? Apakah Tuhan itu satu ataukah memiliki beberapa versi?"

Dalam pencariannya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Denny menghabiskan banyak waktu mempelajari berbagai buku yang membahas agama dan spiritualitas. 

Namun, semakin banyak yang ia pelajari, semakin ia menyadari bahwa jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya sangat pribadi dan tergantung pada keyakinan masing-masing individu.

"Akhirnya, saya menyadari bahwa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan selalu kembali ke keyakinan pribadi masing-masing orang," katanya. 

"Saya akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada satu agama saja, dan lebih memilih untuk bersikap seperti seorang agnostik."

Keputusan Denny untuk mengambil pendekatan agnostik mencerminkan perjalanannya dalam mencari makna dan memahami spiritualitas. 

Ini menunjukkan betapa kompleksnya perjalanan pribadi seseorang dalam mencari kebenaran dan bagaimana keyakinan bisa berubah seiring dengan waktu dan pengalaman hidup. ***